Langsung ke konten utama

Sebuah keraguan.

Hai.

Saya rasa rentang waktu yang berbaris mewakilkan absensi saya menulis sudah cukup panjang. Sebenarnya, ada banyak hal yang terjadi yang ingin saya ceritakan. Perihal kisah-kisah membosankan di kampus mungkin akan mendominasi. Banyak hal yang mengganggu pikiran saya belakangan ini. Entah apa, hanya abu-abu yang memenuhi seisi kepala saya ketika memikirkan, kenapa.

Ada hal, yang membuat saya ragu. Banyak mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya kepentingannya saja tidak bisa diukur. Ya, karena memang tidak penting.

Entahlah, saya rasa saya hanya bosan.
Tidak tahu dengan apa.

Mungkin pada diri sendiri.
Entah badai macam apa yang memporak-porandakan keteguhan prinsip saya hingga hampir jatuh dari singgasananya.

Sempat.

Sempat terpikir oleh saya untuk mengubah apa yang sudah terjadi.

Lagi, sepertinya hanya karena saya yang bosan. Tapi, bukan kah itu sifat asli manusia?

Banyak tanda tanya besar yang sedang mengurungi saya pada sebuah kotak.

Saya tidak bisa keluar dari ruang itu, meskipun saya ingin.

Semakin lama, bukan kejelasan dan kepastian yang saya dapatkan.

Justru ribuan keraguan atas pilihan yang ingin saya ambil menuju langkah berikutnya.

Rasanya benar, saya ini sepertinya memang kadang kekanakan. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Ini bahkan bukan perihal pertemanan atau urusan cinta-cintaan.

Sulit rasanya mengaku tidak konsisten dengan pilihan sendiri. Walau pada faktanya, memang demikian.

Namun semoganya pendirian saya tidak akan berubah haluan.

Perkara ada hal istimewa yang sedang menunggu untuk mengucap salam, saya rasa saya hanya harus lebih bersyukur dan menyadari bahwa ada banyak hal berharga disekitar saya.

saya tahu itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jeda

Ada beberapa orang yang melakukan perjalanan untuk merasa lebih dekat dengan tujuan pulang. Aku suka duduk diam, menikmati perjalanan pulang ke rumah—meski hanya sebentar, meski tak perlu tinggal lama. Kadang, jarak justru membuat segalanya terasa lebih hangat. Ada hal-hal yang terasa lebih berarti saat kita tak selalu berada di dekatnya. Seperti rumah, yang kehadirannya selalu terasa lebih dalam saat aku datang sebagai tamu. Seperti orang-orang yang kusayangi, yang rasanya lebih istimewa ketika aku merindu dari jauh. Jadi, aku biarkan perjalanan ini menjadi jeda kecil. Untuk pulang, untuk mengingat, lalu pergi lagi. Karena tak semua yang kita cintai harus selalu kita genggam erat. Terkadang, justru dari kejauhan, kita bisa melihat betapa berharganya mereka.

Reo

Kamu belum tahu, Berapa kali aku jatuh hati pada tatapan dari manik hitam yang melabuhkan semua lelah seperti sorot matamu kala melihatku Atau setiap kamu membaca tulisan-tulisan itu yang entah mengapa terkalahkan oleh teduhnya suaramu Kamu belum tahu, Berapa kali langkahku terasa hangat setiap aku tahu bahwa kakimu berjalan disampingnya menawari rasa bahwa saat didekatmu, aku tau aku aman. Kamu belum tahu, Bagaimana aku jatuh hati dengan tingkah lucumu saat salah memainkan akor gitar itu, bodoh. tapi aku suka. selalu. Kamu juga belum tahu, saat aku melihatmu memilih bunga-bunga itu dari kejauhan, lagi-lagi aku jatuh. luruh, pada hati yang kau punya.   Kamu belum tahu, ada jatuh yang entah keberapa kali aku rasakan tiapkali ada disampingmu Namun kini kamu tahu, bahwa sesederhana itu   Aku jatuh padamu  

Jangan Sakit.

Ibu, ayah. Kalau saja kakak bisa kasih Ibu dan Ayah seribu usia, rasaya tidak akan ada beban untuk memberikannya. Kakak akan benar-benar serendah hati itu memberikannya. Kalau saja kakak bisa menghapus lelah Ayah yang sejak dulu selalu membebani pundak Ayah, Kakak akan benar-benar menghapusnya sampai tak ada satupun lelah yang tertinggal, yah. Kalau saja kakak bisa menghapus kekecewaan Ibu yang seringkali tertanam dalam hati Ibu, Kakak akan benar-benar menghapusnya sampai tak akan pernah ada tangis dan pilu, Bu. Selama ini saya lelah, Bu, Yah. Bekerja, mencari arti diri. Berteman dengan banyak manusia-manusia dengan kepribadian yang berbeda agar kakak tahu harus jadi manusia yang seperti apa. Lelah, Bu, Yah. Tapi saya hanya ingin belajar mengenal dunia lebih baik lagi agar nanti bisa saya ceritakan ke adik-adik, Bu, Yah. Saya sungguh lelah, Bu, Yah. Tapi kakak hanya ingin belajar menjadi kuat seperti Ayah, belajar menjadi pemurah seperti Ibu, terlebih belajar menjadi diri kakak sendiri...