Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Di hempas berkala.

Ternyata sangat sulit menjadi seseorang yang terlalu emosional.  Segala hal jadi berkali lipat lebih menekan dan membebankan. Karena mau di tahan sekuat apapun pertahanan diri saya, Menangis tetap menjadi satu-satunya cara untuk menguatkan diri dan membuat saya tahu bahwa setelahnya saya harus kembali bertahan. Air mata itu tidak pernah mengeluh, ia mendengarkan semua rasa sedih dan amarah yang berkecamuk di dalam diri. Ia tak pernah meminta saya untuk bermusuhan dengan rasa sedih. Ia selalu membantu saya menerima kesedihan itu sebagai satu proses pendewasaan. Karena pada akhirnya, saya tetap hanya seorang manusia. Dan kesedihan adalah teman baik yang tidak pernah kita duga.

Manusia terlalu berbasa-basi.

Semua orang kenapa mudah sekali ya menyuruh saya untuk berubah? Tanpa mereka sadari perubahan itu tidak mudah. Mereka meminta seseorang agar bisa membantu dirinya sendiri atau untuk bisa lebih memperhatikan dirinya sendiri padahal disatu sisi mereka juga tidak membantu apa-apa. Kata-kata 'jangan gitu dong, nanti bla bla bla' Kesannya seperti omong kosong di otak saya apalagi dalam keadaan seperti ini, seakan orang-orang disekitar saya bisa semudah itu dan bersekongkol untuk menghujani saya dengan pernyataan itu. Saya lelah. Jujur, dengan semua hal yang saat ini sedang saya rasakan, apa tidak boleh kita menerima lelah, masalah, rasa gelisah, sakit hati atau sedih secara ikhlas dengan hati yang terbuka? apa manusia tidak boleh merasa lelah? mengeluh sedikit bukan masalah kan? Saya sangat jatuh dengan segala beban dan tanggung jawab yang saya miliki saat ini,  yang saya rasa juga dimiliki oleh mereka. Tapi, ayolah. disaat seperti ini apa tidak boleh kita merasa stress dengan keada...

tentang perasaan seorang manusia,

Perasaan manusia ternyata bisa serumit itu, terkadang hati membawanya jatuh ke tempat yang tak pernah mengizinkannya menapakkan kaki. Terkadang hati membawanya pada arah yang tak pernah meminta untuk dituju. Ia membawa saya kepada sebuah buku baru yang tak pernah benar-benar ingin terbaca oleh saya. Ternyata perasaan manusia bisa sesulit itu. Perkara ada hati yang sama-sama menumbuhkan pengharapan baru, semesta lagi-lagi tidak ingin menjanjikan suatu kebahagiaan karena faktanya memang tidak semua hal yang ditanam bersama bisa saling menguatkan sehingga tumbuh berdampingan. Ada yang bersama menguatkan, namun ada juga yang memilih mati demi menguatkan yang sudah berkembang hanya demi keindahan itu tetap bertahan seperti sediakala. Dan lagi-lagi, ternyata benar perasaan manusia bisa serapuh itu. Saya tidak tahu bagaimana skenario Tuhan menjelaskan kerumitan perasaan semacam ini kepada manusia lain namun sejujurnya, saya benci menjadi seseorang yang bisa semudah itu dipatahkan oleh ketidak...

Memaafkan

  Kata ibu saya,setiap orang berhak memiliki pemikiran buruk terhadap kita. Gak peduli kepada siapapun itu dan bagaimanapun bentuknya. Terkadang makian, hinaan, buruk sangka bisa dengan mudah nya dilontarkan. Makanya saya harus bisa serendah hati mungkin dan melapangkan hati untuk selalu memaafkan. Lagipula manusia tempatnya salah. Saya juga gak hanya sekali dua kali saja pernah melakukannya. Cuma lain daripada itu, ternyata yang lebih sulit adalah memaafkan kesalahan diri sendiri. Hal yang membuat kita selalu merasa gak pernah cukup dengan diri sendiri yang akhirnya jadi satu bentuk kesalahan dimata kita. Padahal kan hidup tentang belajar dan bertahan di setiap prosesnya, jadi gak masalah kalau sesekali buat salah. Maafin diri sendiri, pada akhirnya jadi satu bentuk yang sama pentingnya dengan meminta maaf dan memaafkan orang lain🌻✨

Perihal Kerinduan

Hai, selamat pagi. Saya tahu ini seakan tidak mungkin, tapi saya harap harimu baik. Tahun ini, jadi lapangan perjuangan untuk banyak manusia. Saya merasa betul kesulitan itu bahkan sampai mengetuk pintu kediaman saya dan memaksa saya untuk tetap berada disana tanpa mengizinkan saya dengan kebebasan penuh untuk melihat cakrawala. Definisi terbaik untuk waktu penuh kerinduan adalah tahun ini. saya rindu kawan-kawan saya, tidak lupa dengan banyak peristiwa-peristiwa sederhana disuatu tempat yang baru saya sadari sangat berarti untuk saya. Hal sederhana selalu mampu menciptakan kebahagiaan besar. Saya rindu memanjakan kaki di atas rerumputan pinggir lapangan kampus. Menikmati semburat warna jingga yang terlukis tepat pada semesta, saya rindu resonansi masa lalu yang diakibatkan olehnya. Saya rindu riuh suara kawan-kawan saya yang dengan tanpa sungkannya lontarkan kata-kata makian sebagai bentuk kasih sayang, memang aneh generasi ini hahaha. Saya rindu berkelakar dengan mereka...