Kalau kembali mengingat lagi alasan dibalik potretan-potretan ini, saya rasa saya sendiri hampir tidak percaya dari sini saya punya keluarga baru yang bisa sepenuhnya percaya kepada saya.
Dulu saya sering kali merasa tidak yakin dengan diri sendiri, dik. Sama seperti yang kini kalian rasakan.
Tidak jarang juga saya kalah dengan ketakutan, kalah dengan pemikiran bahwa saya tidak akan pernah mampu menjadi apa-apa. Saya tidak akan pernah bisa menjadi yang sebijak-bijaknya.
Seringkali, saya dihadapkan dengan perasaan buruk ke diri sendiri. Saya selalu bertanya kepada diri,
'apa saya cukup pantas dengan segala keterbatasan wawasan dan pengalaman saya sejauh ini?'
Tapi, dik. Kepantasan itu lahir dari kerendahan hati untuk mau selalu belajar, untuk mau selalu menjadi lebih baik. Kita tidak akan pernah sampai ke anak tangga tertinggi tanpa melewati anak tangga di bawahnya.
Saya masih belajar, berteman baik dengan kegagalan dan kesalahan. Setelah itu harus selalu introspeksi, melihat apa yang harus dibenahi. Buat batasan diri, agar saya tidak mudah terbawa dan tahu apa yang harus saya putuskan.
Nanti sedikit-sedikit pasti pernah salah, namun tidak apa dik selama kita mau terus belajar dan berusaha. Asalkan dalam prosesnya, kita berani membuka pemikiran dan melihat segala sudut pandang. Jangan jadi seseorang yang mudah menilai sesuatu tanpa tahu bagaimana fakta dan kejelasannya ya? Jika akhirnya kamu bisa menilai mana yang baik dan buruk, segeralah buat keputusan sebijaksana mungkin.
Penekanan akan selalu ada dik, itu bagian dari prosesnya. Tapi tetaplah selantang mungkin teriakan keputusanmu secara bijaksana hingga tidak ada satupun yang bisa mengambilnya. Jadilah penengah di antara dua hal yang berbeda. Di antara dua pandangan akan dunia yang mungkin sulit disatukan. Jadilah air di antara api dan minyak yang bisa habis membakar apa yang terjamah olehnya.
Yang terpenting selalu ingat dimana rumahmu yang akan selalu membawamu pulang.
Belajar. Itu nafas utama untuk kita bisa berjalan terus menuju lapangan pendewasaan. Gagal, itu teman setia kita. Hiduplah dengannya dan belajarlah darinya🌻🧡
Ada beberapa orang yang melakukan perjalanan untuk merasa lebih dekat dengan tujuan pulang. Aku suka duduk diam, menikmati perjalanan pulang ke rumah—meski hanya sebentar, meski tak perlu tinggal lama. Kadang, jarak justru membuat segalanya terasa lebih hangat. Ada hal-hal yang terasa lebih berarti saat kita tak selalu berada di dekatnya. Seperti rumah, yang kehadirannya selalu terasa lebih dalam saat aku datang sebagai tamu. Seperti orang-orang yang kusayangi, yang rasanya lebih istimewa ketika aku merindu dari jauh. Jadi, aku biarkan perjalanan ini menjadi jeda kecil. Untuk pulang, untuk mengingat, lalu pergi lagi. Karena tak semua yang kita cintai harus selalu kita genggam erat. Terkadang, justru dari kejauhan, kita bisa melihat betapa berharganya mereka.
Komentar
Posting Komentar