di antara luasnya
bentala yang tua,
ia berjalan tertatih mengejar
genggaman dunia
ini: lagu yang saya buat
menunggu pagi sejak pagi,
mengejar malam hingga malam kembali,
tak ada rentang waktu ‘tuk pulang,
tak ingin kehilangan peluang
di atas megah semesta
ia terbangkan dirinya,
arogansi yang mengangkasa
layaknya ia punya kuasa dunia
ia bentangkan sayap yang terbangkan ia
ke seluruh penjuru dunia,
tak jua reda haus dipanggil sempurna
namun buat apa,
karena sejatinya ia hanya manusia
yang punya seribu cela
meski tertutup rupa penuh tipu daya,
semesta punya mata
ia tak lebih dari niskala
akan dihempas kemana
raga yang tak jua henti,
di tekan ambisi
frustasi, hampir mati
tak mau tersisih,
ingin menangkan semua
masalah dunia
tak akan bisa,
Komentar
Posting Komentar